Senin, Agustus 25, 2008

Jurnal dan Rangkuman

Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor

Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan

(Studi empirik pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta)

Sujoko

Staf Pengajar Fakultas EkonomiUniversitas 17 Agustus Surabaya

Jl. Semolowaru 45, Surabaya

Ugy Soebiantoro

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi,UPN Veteran Jawa Timur Surabaya

Jl. RayaRungkutMadya-Gunung Anyar, Surabaya

ABSTRAKSI

Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan, leverage, faktor ekstern, dan faktor intern terhadap nilai perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Tidak seperti pada permasalahan keagenan di pasar modal yang sudah maju, problem keagenan di Bursa Efek Jakarta adalah terjadinya perbedaan kepentingan antara pemilik minoritas dengan pemilik mayoritas. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : (1) struktur kepemilikan, faktor ekstern, dan faktor intern berpengaruh signifikan terhadap leverage, (2) struktur kepemilikan, faktor ekstern, faktor intern dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Studi ini ingin menguji teori keagenan, Jensen dan Meckling (1976), Pecking Order Theory, Myers (1984), Trade off model dan Signaling Theory, Bhattacharya (1979). Populasi dalam studi ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sebanyak 134 perusahaan diambil sebagai sample dengan menggunakan purposive sampling. Data dianalisis dengan mengunakan Structural Equation Modelling. Hasil studi ini menunjukkan bahwa struktur kepemilikan, faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh signifikan terhadap leverage. Struktur kepemilikan, faktor ekstern, faktor intern, dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.Hasil studi ini tidak mendukung teori keagenan, Jensen dan Meckling (1976) tetapi hasil studi ini mendukung Pecking Order Theory, Myers (1984), Trade off model dan Signaling theory, Bhattacarya (1979).

PENDAHULUAN

Perkembangan riset pasar modal telah memotivasi penulis untuk melakukan penelitian bidang keuangan. Beberapa penelitian tentang struktur modal terhadap nilai perusahaaan telah banyak dilakukan oleh peneliti dan hasilnya saling kontradiksi. Jensen dan Meckling (1976) berargumentasi bahwa konflik keagenan terjadi karena adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian. Konflik keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Penurunan nilai perusahaan akan mempengaruhi kekayaan dari pemegang saham sehingga pemegang saham akan melakukan tindakan pengawasan terhadap perilaku manajemen. Secara singkat ada dua pandangan yang terus diperdebatkan oleh ahli-ahli keuangan di dunia. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu Trade off Theory dan Pecking Order Theory , Myers (1984). Pandangan kedua dikemukakan oleh Modigliani dan Miller yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Myers dan Majluf (1984), menyatakan bahwa perusahaan cenderung mempergunakan internal equity terlebih dahulu, dan apabila memerlukan external financing, maka perusahaan akan mengeluarkan debt sebelum menggunakan external equity.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia ditemukan hasil bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung mengikuti pecking order theory. Sartono (2001) telah menemukan bahwa pada umumnya para manajer perusahaan di Indonesia cenderung mengikuti hirarki pendanaan (pecking order theory). Struktur modal perusahaan diprediksi juga dipengaruhi oleh faktor ekstern dan faktor intern perusahaan. Struktur kepemilikan menjadi penting dalam teori keagenan karena sebagian besar argumentasi konflik keagenan disebabkan oleh adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan. Konflik keagenan tidak terjadi pada perusahaan dengan kepemilikan seratus persen oleh manajemen (Jensen dan Meckling, 1976). Struktur kepemilikan saham diprediksi berpengaruh dalam penentuan struktur modal. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham perusahaan cenderung akan mengurangi utang. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham, maka akan terjadi pengawasan yang efektif terhadap manajemen. Manajemen akan semakin berhati-hati dalam melakukan peminjaman, sebab jumlah utang yang terlalu tinggi akan menimbulkan risiko financial distress sehingga nilai perusahaan akan menurun. Jumlah utang yang melewati titik optimalnya akan membuat penghematan pajak dari penggunaan utang lebih rendah dari pada nilai sekarang dari financial distress dan agency cost (model trade off). Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham perusahaan juga diprediksi akan meningkatkan nilai perusahaan.

KERANGKA KONSEPTUAL DAN MODEL HIPOTESIS

Secara teoritis, pembiayaan perusahaan dihadapkan oleh berbagai macam pertimbangan. Salah satu teori yang mendasari keputusan pendanaan perusahaan adalah pecking order theory, Myers (1984) yang mengemukakan adanya kecenderungan perusahaan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan atas dasar hirarki risiko (pecking order theory). Pecking order theory adalah salah satu teori yang mendasarkan pada asimetri informasi. Asimetri informasi akan mempengaruhi struktur modal perusahaan dengan cara membatasi akses pada sumber pendanaan dari luar. Myers dan Majluf (1984) menunjukkan bahwa dengan adanya asimetri informasi, investor biasanya akan menginterpretasikan sebagai berita buruk apabila perusahaan mendanai investasinya dengan menerbitkan ekuitas. Dengan demikian, perusahaan akan lebih memilih mendanai investasinya berdasarkan suatu urutan resiko. Bayless dan Diltz (1994) mengemukakan bahwa pecking order cenderung akan memilih internal fund, riskless debt, risky debt dan equity. Myers dan Majluf (1984), dan Myers (1984) mengacu terhadap masalah ini sebagai hipotesis pecking order yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung mempergunakan internal equity terlebih dahulu, dan apabila memerlukan external finance, maka perusahaan akan mengeluarkan debt sebelum menggunakan external equity.

Struktur kepemilikan secara teoritis mempunyai hubungan dengan leverage. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham maka pengawasan yang dilakukan pemilik terhadap manajemen akan semakin efektif. Manajemen akan semakin berhati-hati dalam memperoleh pinjaman , sebab jumlah utang yang semakin meningkat akan menimbulkan financial distress. Terjadinya financial distress akan mengakibatkan nilai perusahaan akan mengalami penurunan sehingga mengurangi kemakmuran pemilik.

Suku bunga merupakan biaya modal bagi perusahaan. Suku bunga yang tinggi berarti biaya penggunaan dana semakin tinggi sehingga perusahaan enggan untuk melakukan peminjaman dan selanjutnya leverage akan menurun. Keadaan pasar modal semakin bergairah akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman karena perusahaan lebih tertarik melakukan pembiayaan melalui pasar modal sehingga leverage akan menurun. Pertumbuhan pasar yang tinggi menunjukkan peluang pasar yang bagus sehingga akan mendorong perusahaan untuk melakukan peminjaman sehingga leverage akan meningkat. Profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan laba yang ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman dan leverage akan menurun. Pembayaran deviden yang meningkat akan mengurangi laba yang ditahan sehingga sumber dana intern akan menurun dan perusahaan akan tertarik untuk melakukan peminjaman sehingga leverage akan meningkat.

Ukuran perusahaan menunjukkan aktivitas perusahaan yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan berarti semakin besar aktiva yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh utang sehingga leverage akan meningkat. Pangsa pasar relatif menunjukkan daya saing perusahaan lebih tinggi dibandingkan pesaing utamanya sehingga akan mendorong perusahaan untuk melakukan peminjaman dan leverage akan meningkat. Kepemilikan institusional akan mendorong pemilik untuk melakukan peminjaman kepada manajemen sehingga manajemen terdorong untuk meningkatkan kinerjanya, selanjutnya nilai perusahaan akan meningkat. Kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena mereka juga memiliki perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi minat investor untuk menginvestasikan dananya ke pasar modal sehingga aktivitas perdagangan akan menurun dan nilai perusahaan akan menurun.

Pertumbuhan pasar menunjukkan kinerja perusahaan membaik sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan meningkat. Singnally theory, Bhattacarya (1979) mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Pembayaran dividen yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan semakin bagus sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham dan nilai perusahaan akan meningkat. Ukuran perusahaan yang besar menunjukkan perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Pangsa pasar relatif menunjukkan daya saing perusahaan lebih tinggi dibanding pesaing utamanya. Investor akan merespon positif sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Leverage yang semakin tinggi akan menimbulkan financial distress sehingga nilai perusahaan menurun. Balancing Theory, Stigliz (1976) menyatakan bahwa

ada keseimbangan antara manfaat dan pengorbanan dalam kaitannya dengan hutang.

Hipotesis Penelitian

H1 = Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap leverage

H2 = Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap leverage

H3 = Suku bunga berpengaruh negatif terhadap leverage

H4 = Keadaan pasar modal berpengaruh negatif terhadap leverage

H5 = Pertumbuhan pasar berpengaruh positif terhadap leverage

H6 = Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap leverage

H7 = Pembayaran dividen berpengaruh positif terhadap leverage

H8 = Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap leverage

H9 = Pangsa pasar relatif berpengaruh positif terhadap leverage

H10 = Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H11 = Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H12 = Suhu bunga berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan

H13 = Keadaan pasar modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H14 = Pertumbuhan pasar berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H15 = Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H16 = Pembayaran dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H17 = Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H18 = Pangsa pasar relatif berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H19 = Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ. mengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu sampel yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan tercatat di BEJ tahun 2000 – tahun 2004.

2. Data laporan keuangan tersedia berturut-turut untuk laporan tahun 2000 – tahun 2004.

3.Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.

Variabel Penelitian

Variabel Endogen

1. Leverage (Struktur Modal)

Struktur modal adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir tahun. Variabel ini dinyatakan dalam rasio total hutang dengan penjumlahan total hutang dan modal sendiri pada neraca akhir tahun. Pengukuran ini mengacu dari penelitian Friend dan Lang (1988), Homaifar (1994), dan Sudarma (2003).

2. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumberdaya pada tahun t yang tercermin pada harga saham tahun t+1. Pengukuran varibel nilai perusahaan adalah rasio kenaikan/penurunan harga saham tahun t+1 dengan nilai buku per saham pada neraca akhir tahun t. Pengukuran ini sesuai dengan pengukuran yang digunakan dalam penelitian Miller (1961), dan Husnan (1994), dan Sudarma (2003).

Variabel Eksogen

1. Struktur Kepemilikan saham

Struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan.

a. Kepemilikan institusional

Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi dalam hal ini institusi pendiri perusahaan, bukan institusi pemegang saham publik yang diukur dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusi intern. Pengukuran ini mengacu dari penelitian Sudarma (2003), Friend dan Hasbrouk (1988).

b. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan saham manajerial merupakan kepemilikan saham terbesar oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki manajemen. Pengukuran ini mengacu dari Sudarma (2003).

2. Faktor Ekstern

Merupakan pengelompokan dari variabel-variabel yang tidak dapat dikendalikan perusahaan. Variabel yang termasuk dalam faktor ekstern adalah tingkat suku bunga, keadaan pasar modal, dan pertumbuhan pasar.

a. Tingkat suku bunga

Pengertian operasional variabel tingkat suku bunga adalah tingkat bunga kredit investasi dan tingkat bunga kredit modal kerja bank umum pemerintah rata-rata per tahun yang dibebankan kepada perusahaan atas penggunaan dana modal kerja dalam bentuk hutang jangka pendek dan dana investasi dalam bentuk hutang jangka panjang pada akhir tahun.

b. Keadaan pasar modal

Keadaaan pasar modal merupakan besarnya nilai transaksi perdagangan di BEJ pada akhir tahun sebagai cermin perkembangan BEJ. Variabel keadaaan pasar modal diukur dengan len (ln) dari nilai perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta pada akhir tahun.

c. Pertumbuhan Pasar

Adalah persepsi tentang peluang bisnis yang tersedia di pasar yang harus direbut oleh perusahaan.Pertumbuhan pasar ini diukur dari nilai rasio selisih volume penjualan industri pada tahun t dengan volume penjualan industri pada tahun t-1 dibagi dengan volume penjualan industri pada tahun t-1. Pengukuran ini sesuai dengan penelitian Sulastri (2003).

3. Faktor intern

Faktor intern merupakan sekumpulan variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Variabel-variabel yang termasuk dalam variabel faktor intern adalah profitabilitas, pembayaran dividen, ukuran perusahaan dan pangsa pasar relatif.

a. Profitabilitas

Adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba selama satu tahun yang dinyatakan dalam rasio laba operasi dengan penjualan dari data laporon laba rugi akhir tahun.

b. Pembayaran dividen

Pembayaran dividen merupakan besarnya laba yang dibagikan kepada pemegang saham pada akhir tahun yang juga akan mencerminkan besarnya laba yang akan ditanamkan pada laba ditahan akhir tahun. Variabel ini dinyatakan dalam rasio dividen per lembar saham dengan laba per lembar sahamakhir tahun.

c. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun, yang diukur dengan len (Ln) dari total aktiva.

d. Pangsa pasar relatif

Adalah persepsi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan dengan pesaing utamanya di pasar.Pengukuran variabel ini menggunakan volume penjualan perusahaan dibagi dengan volume penjualan pesaing utama.

Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari:

1. Laporan keuangan 31 Desember 2000, 31 Desember 2001, 31 Desember 2002, 31 Desember 2003, 31 Desember 2004.

2. Harga saham akhir bulan pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 dan harga saham akhir tahun 2000 sampai dengan tahun 2004.

3. Rata-rata tingkat suku bunga kredit modal kerja akhir bulan dan rata-rata tingkat suku bunga kredit investasi akhir bulan dari Bank Umum Pemerintah untuk tahun 2000 sampai dengan 2004.

PEMBAHASAN

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage. Semakin meningkat kepemilikan institusional diharapkan semakin kuat kontrol terhadap manajemen. Bila biaya monitoring tersebut tinggi maka perusahaan akan menggunakan pihak ketiga yaitu kreditor untuk membantu melakukan pengawasan. Variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap leverage. Temuan penelitian ini juga tidak mendukung agency theory, Jensen dan Meckling (1976) yang menjelaskan tentang adanya pemisahan yang jelas antara fungsi kepemilikan dengan fungsi pengelolaan. Manajemen tidak mempunyai kendali dalam menentukan hutang karena banyak dikendalikan oleh pemilik mayoritas. Variabel suku bunga berpengaruh negatif terhadap leverage. Semakin tinggi suku bunga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman sehingga leverage akan menurun.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Ratnawati (2001) yang menemukan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap leverage. Keadaan pasar modal tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage. Semakin bergairah pasar modal ternyata tidak mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman ke bank. Fenomena in adalah menarik untuk dikaji. Banyak perusahaan besar di Indonesia yang masih menggantungkan dirinya pada pembiayaan dari sektor perbankan. Pertumbuhan pasar berpengaruh positif terhadap leverage. Temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian Sulastri (2003) yang menemukan bahwa pertumbuhan pasar berpengaruh terhadap leverage. Semakin tinggi pertumbuhan pasar maka peluang bisnis perusahaan semakin besar. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap leverage. Temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian Sudarma (2003) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap leverage. Profitabilitas yang semakin meningkat akan meningkatkan laba yang ditahan. Tersedianya dana intern yang semakin meningkat akan menurunkan minat perusahaan untuk melakukan pembiayaan melalui hutang sehingga leverage menurun. Variabel pembayaran dividen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap leverage.

Hasil penelitian ini mendukung pecking order theory, dimana dalam melakukan pembiayaan, perusahaan mendasarkan pada urutan dari laba yang ditahan, kemudian hutang dan yang terakhir adalah emisi saham baru. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap leverage. Perusahaan besar mempunyai assets dalam jumlah besar yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh pembiayaan dari hutang sehingga leverage akan meningkat. Pangsa pasar relatif tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage. Temuan penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Sulastri (2003) yang menemukan bahwa variabel pangsa pasar relatif berpengaruh positif terhadap leverage. Variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian Sudarma (2003) yang menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.Variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Manajemen perusahaaan tidak mempunyai kendali terhadap perusahaan.

Manajemen lebih banyak dikendalikan pemilik mayoritas sehingga manajemen hanya sebagai kepanjangan tangan pemilik mayoritas.Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian Sudarma (2003) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel tingkat suku bunga mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.Jika suku bunga meningkat maka investor lebih tertarik menanamkan dananya pada sector perbankan dan mengurangi minat investor untuk menanamkan danaya ke pasar modal. Jika permintaan saham menurun maka harga saham akan menurun sehingga nilai perusahaaan akan menurun. Keadaan pasar modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa para pemodal di Indonesia yaitu pemodal asing dan pemodal domestik secara umum akan mempertimbangkan faktor perkembangan pasar modal dalam membeli saham. Variabel pertumbuhan pasar mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya pertumbuhan pasar akan mempengaruhi earning perusahaan. Earning perusahaan yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang bagus di masa yang datang. Prospek bagus tersebut akan direspon positif oleh investor. Respon positif dari investor tersebut akan meningkatkan harga saham untuk selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Variabel profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini mendukung signaling theory, Battacharya (1979) yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai earning yang semakin meningkat merupakan signal bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek bagus di masa yang akan datang.Variabel pembayaran dividen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Temuan ini mendukung hasil penelitian Sujoko (1999) yang menemukan bahwa pembayaran dividen berpengaruh positif terhadap return saham. Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian Sudarma (2003) dan Ratnawati (2001). Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa investor mempertimbangkan ukuran perusahaan dalam

membeli saham. Ukuran perusahaan dijadikan patokan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja bagus. Pangsa pasar relatif mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam melakukan pembelian saham banyak investor yang mempertimbangkan pangsa pasar relatif. Leverage mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori struktur modal model trade off yang menyatakan bahwa jumlah hutang yang semakin meningkat akan menurunkan nilai perusahaan.

IMPLIKASI DAN KETERBATASAN

Penelitian ini belum memberikan informasi seberapa jauh kepemilikan perusahaan publik di Indonesia bisa dikurangi agar konflik keagenan bisa semakin kreatif. Kepemilikan perusahaan publik yang diamati dalam penelitian ini juga belum mengamati kepemilikan oleh pemilik asing. Penelitian mendatang perlu memasukkan kepemilikan oleh investor asing agar kita bisa mengamati bagaimana pelaksanaan good corporate governance dalam perusahaan publik. Analisis good corporate governance dalam penelitian ini juga hanya didasarkan pada data data sekunder.

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra

http://www.petra.ac.id/puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN

JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL. 9, NO. 1, MARET 2007 : 41-48

Rangkuman

Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor

Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan

(Studi empirik pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta)

I. Pendahuluan

* Tujuan utama à menguji pengaruh struktur kepemilikan, leverage, faktor ekstern, dan faktor intern terhadap nilai perusahaan di Bursa Efek Jakarta à terjadinya perbedaan kepentingan antara pemilik minoritas dengan pemilik mayoritas

* Jensen dan Meckling (1976) à konflik keagenan terjadi karena adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian.

* Dua pandangan:

· Pandangan pertama/tradisional à struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan (Trade off Theory dan Pecking Order Theory , Myers (1984))

· Pandangan kedua à struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan (Modigliani dan Miller) à perusahaan cenderung mempergunakan internal equity terlebih dahulu, dan apabila memerlukan external financing, maka perusahaan akan mengeluarkan debt sebelum menggunakan external equity. (Myers dan Majluf (1984))

* Pentingnya struktur kepemilikan dalam teori keagenan disebabkan karena adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan. Struktur kepemilikan saham diprediksi berpengaruh dalam penentuan struktur modal.

* Jika semakin terkonsentrasi kepemilikan saham maka:

· perusahaan cenderung akan mengurangi utang

· terjadi pengawasan yang efektif terhadap manajemen

· meningkatkan nilai perusahaan

II. Kerangka Konseptual Dan Model Hipotesis

* Dasar keputusan pendanaan perusahaan berdasarkan pecking order theory (Myers,1984) à menentukan sumber pendanaan perusahaan berdasarkan hirarki risiko dan asimetri informasi

* Penyebab leverage menurun:

· Suku bunga yang tinggi

· Keadaan pasar modal semakin bergairah

· Profitabilitas yang meningkat

* Penyebab leverage meningkat:

· Pertumbuhan pasar yang tinggi

· Pembayaran deviden yang meningkat

· Ukuran perusahaan yang menunjukkan aktivitas perusahaan

* Nilai perusahaan akan meningkat bila didukung oleh adanya kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial karena akan mendorong manajemen meningkatkan kinerjanya. Selain itu, pertumbuhan pasar yang meningkat akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan sehingga meningkatkan minat investor untuk mendanai perusahaan. Hal tersebut didukung karena investor mengharapkan pemberian dividen yang tinggi.

III. Metode Penelitian

* Populasi yang diambil adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ. Sedangkan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu sampel yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan tercatat di BEJ tahun 2000 – tahun 2004

2. Data laporan keuangan tersedia berturut-turut untuk laporan tahun 2000 – tahun 2004

3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember

* Variabel Endogen à leverage (struktur modal) dan nilai perusahaan

* Variabel Eksogen à struktur kepemilikan saham, yang terdiri dari kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial; faktor ekstern, yang terdiri dari tingkat suku bunga, keadaan pasar modal, dan pertumbuhan pasar; serta faktor intern yang terdiri dari profitabilitas, pembayaran dividen, ukuran perusahaan, pangsa pasar relatif

IV.Pembahasan

* Variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage à berpengaruh pada kontrol terhadap manajemen dibantu oleh pihak ketiga yaitu kreditor untuk membantu melakukan pengawasan, namun tidak didukung agency theory, Jensen dan Meckling (1976) à tentang adanya pemisahan yang jelas antara fungsi kepemilikan dengan fungsi pengelolaan.

* Variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap leverage.

* Leverage mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan à didukung teori struktur modal model trade off yang menyatakan bahwa jumlah hutang yang semakin meningkat akan menurunkan nilai perusahaan.

Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor

Sujoko

Staf Pengajar Fakultas EkonomiUniversitas 17 Agustus Surabaya

Jl. Semolowaru 45, Surabaya

Ugy Soebiantoro

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi,UPN Veteran Jawa Timur Surabaya

Jl. RayaRungkutMadya-Gunung Anyar, Surabaya

ABSTRAKSI

Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan, leverage, faktor ekstern, dan faktor intern terhadap nilai perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Tidak seperti pada permasalahan keagenan di pasar modal yang sudah maju, problem keagenan di Bursa Efek Jakarta adalah terjadinya perbedaan kepentingan antara pemilik minoritas dengan pemilik mayoritas. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : (1) struktur kepemilikan, faktor ekstern, dan faktor intern berpengaruh signifikan terhadap leverage, (2) struktur kepemilikan, faktor ekstern, faktor intern dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Studi ini ingin menguji teori keagenan, Jensen dan Meckling (1976), Pecking Order Theory, Myers (1984), Trade off model dan Signaling Theory, Bhattacharya (1979). Populasi dalam studi ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sebanyak 134 perusahaan diambil sebagai sample dengan menggunakan purposive sampling. Data dianalisis dengan mengunakan Structural Equation Modelling. Hasil studi ini menunjukkan bahwa struktur kepemilikan, faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh signifikan terhadap leverage. Struktur kepemilikan, faktor ekstern, faktor intern, dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.Hasil studi ini tidak mendukung teori keagenan, Jensen dan Meckling (1976) tetapi hasil studi ini mendukung Pecking Order Theory, Myers (1984), Trade off model dan Signaling theory, Bhattacarya (1979).

PENDAHULUAN

Perkembangan riset pasar modal telah memotivasi penulis untuk melakukan penelitian bidang keuangan. Beberapa penelitian tentang struktur modal terhadap nilai perusahaaan telah banyak dilakukan oleh peneliti dan hasilnya saling kontradiksi. Jensen dan Meckling (1976) berargumentasi bahwa konflik keagenan terjadi karena adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian. Konflik keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Penurunan nilai perusahaan akan mempengaruhi kekayaan dari pemegang saham sehingga pemegang saham akan melakukan tindakan pengawasan terhadap perilaku manajemen. Secara singkat ada dua pandangan yang terus diperdebatkan oleh ahli-ahli keuangan di dunia. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu Trade off Theory dan Pecking Order Theory , Myers (1984). Pandangan kedua dikemukakan oleh Modigliani dan Miller yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Myers dan Majluf (1984), menyatakan bahwa perusahaan cenderung mempergunakan internal equity terlebih dahulu, dan apabila memerlukan external financing, maka perusahaan akan mengeluarkan debt sebelum menggunakan external equity.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia ditemukan hasil bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung mengikuti pecking order theory. Sartono (2001) telah menemukan bahwa pada umumnya para manajer perusahaan di Indonesia cenderung mengikuti hirarki pendanaan (pecking order theory). Struktur modal perusahaan diprediksi juga dipengaruhi oleh faktor ekstern dan faktor intern perusahaan. Struktur kepemilikan menjadi penting dalam teori keagenan karena sebagian besar argumentasi konflik keagenan disebabkan oleh adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan. Konflik keagenan tidak terjadi pada perusahaan dengan kepemilikan seratus persen oleh manajemen (Jensen dan Meckling, 1976). Struktur kepemilikan saham diprediksi berpengaruh dalam penentuan struktur modal. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham perusahaan cenderung akan mengurangi utang. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham, maka akan terjadi pengawasan yang efektif terhadap manajemen. Manajemen akan semakin berhati-hati dalam melakukan peminjaman, sebab jumlah utang yang terlalu tinggi akan menimbulkan risiko financial distress sehingga nilai perusahaan akan menurun. Jumlah utang yang melewati titik optimalnya akan membuat penghematan pajak dari penggunaan utang lebih rendah dari pada nilai sekarang dari financial distress dan agency cost (model trade off). Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham perusahaan juga diprediksi akan meningkatkan nilai perusahaan.

KERANGKA KONSEPTUAL DAN MODEL HIPOTESIS

Secara teoritis, pembiayaan perusahaan dihadapkan oleh berbagai macam pertimbangan. Salah satu teori yang mendasari keputusan pendanaan perusahaan adalah pecking order theory, Myers (1984) yang mengemukakan adanya kecenderungan perusahaan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan atas dasar hirarki risiko (pecking order theory). Pecking order theory adalah salah satu teori yang mendasarkan pada asimetri informasi. Asimetri informasi akan mempengaruhi struktur modal perusahaan dengan cara membatasi akses pada sumber pendanaan dari luar. Myers dan Majluf (1984) menunjukkan bahwa dengan adanya asimetri informasi, investor biasanya akan menginterpretasikan sebagai berita buruk apabila perusahaan mendanai investasinya dengan menerbitkan ekuitas. Dengan demikian, perusahaan akan lebih memilih mendanai investasinya berdasarkan suatu urutan resiko. Bayless dan Diltz (1994) mengemukakan bahwa pecking order cenderung akan memilih internal fund, riskless debt, risky debt dan equity. Myers dan Majluf (1984), dan Myers (1984) mengacu terhadap masalah ini sebagai hipotesis pecking order yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung mempergunakan internal equity terlebih dahulu, dan apabila memerlukan external finance, maka perusahaan akan mengeluarkan debt sebelum menggunakan external equity.

Struktur kepemilikan secara teoritis mempunyai hubungan dengan leverage. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham maka pengawasan yang dilakukan pemilik terhadap manajemen akan semakin efektif. Manajemen akan semakin berhati-hati dalam memperoleh pinjaman , sebab jumlah utang yang semakin meningkat akan menimbulkan financial distress. Terjadinya financial distress akan mengakibatkan nilai perusahaan akan mengalami penurunan sehingga mengurangi kemakmuran pemilik.

Suku bunga merupakan biaya modal bagi perusahaan. Suku bunga yang tinggi berarti biaya penggunaan dana semakin tinggi sehingga perusahaan enggan untuk melakukan peminjaman dan selanjutnya leverage akan menurun. Keadaan pasar modal semakin bergairah akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman karena perusahaan lebih tertarik melakukan pembiayaan melalui pasar modal sehingga leverage akan menurun. Pertumbuhan pasar yang tinggi menunjukkan peluang pasar yang bagus sehingga akan mendorong perusahaan untuk melakukan peminjaman sehingga leverage akan meningkat. Profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan laba yang ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman dan leverage akan menurun. Pembayaran deviden yang meningkat akan mengurangi laba yang ditahan sehingga sumber dana intern akan menurun dan perusahaan akan tertarik untuk melakukan peminjaman sehingga leverage akan meningkat.

Ukuran perusahaan menunjukkan aktivitas perusahaan yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan berarti semakin besar aktiva yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh utang sehingga leverage akan meningkat. Pangsa pasar relatif menunjukkan daya saing perusahaan lebih tinggi dibandingkan pesaing utamanya sehingga akan mendorong perusahaan untuk melakukan peminjaman dan leverage akan meningkat. Kepemilikan institusional akan mendorong pemilik untuk melakukan peminjaman kepada manajemen sehingga manajemen terdorong untuk meningkatkan kinerjanya, selanjutnya nilai perusahaan akan meningkat. Kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena mereka juga memiliki perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi minat investor untuk menginvestasikan dananya ke pasar modal sehingga aktivitas perdagangan akan menurun dan nilai perusahaan akan menurun.

Pertumbuhan pasar menunjukkan kinerja perusahaan membaik sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan meningkat. Singnally theory, Bhattacarya (1979) mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Pembayaran dividen yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan semakin bagus sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham dan nilai perusahaan akan meningkat. Ukuran perusahaan yang besar menunjukkan perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Pangsa pasar relatif menunjukkan daya saing perusahaan lebih tinggi dibanding pesaing utamanya. Investor akan merespon positif sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Leverage yang semakin tinggi akan menimbulkan financial distress sehingga nilai perusahaan menurun. Balancing Theory, Stigliz (1976) menyatakan bahwa

ada keseimbangan antara manfaat dan pengorbanan dalam kaitannya dengan hutang.

Hipotesis Penelitian

H1 = Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap leverage

H2 = Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap leverage

H3 = Suku bunga berpengaruh negatif terhadap leverage

H4 = Keadaan pasar modal berpengaruh negatif terhadap leverage

H5 = Pertumbuhan pasar berpengaruh positif terhadap leverage

H6 = Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap leverage

H7 = Pembayaran dividen berpengaruh positif terhadap leverage

H8 = Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap leverage

H9 = Pangsa pasar relatif berpengaruh positif terhadap leverage

H10 = Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H11 = Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H12 = Suhu bunga berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan

H13 = Keadaan pasar modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H14 = Pertumbuhan pasar berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H15 = Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H16 = Pembayaran dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H17 = Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H18 = Pangsa pasar relatif berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

H19 = Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ. mengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu sampel yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan tercatat di BEJ tahun 2000 – tahun 2004.

2. Data laporan keuangan tersedia berturut-turut untuk laporan tahun 2000 – tahun 2004.

3.Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.

Variabel Penelitian

Variabel Endogen

1. Leverage (Struktur Modal)

Struktur modal adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir tahun. Variabel ini dinyatakan dalam rasio total hutang dengan penjumlahan total hutang dan modal sendiri pada neraca akhir tahun. Pengukuran ini mengacu dari penelitian Friend dan Lang (1988), Homaifar (1994), dan Sudarma (2003).

2. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumberdaya pada tahun t yang tercermin pada harga saham tahun t+1. Pengukuran varibel nilai perusahaan adalah rasio kenaikan/penurunan harga saham tahun t+1 dengan nilai buku per saham pada neraca akhir tahun t. Pengukuran ini sesuai dengan pengukuran yang digunakan dalam penelitian Miller (1961), dan Husnan (1994), dan Sudarma (2003).

Variabel Eksogen

1. Struktur Kepemilikan saham

Struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan.

a. Kepemilikan institusional

Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi dalam hal ini institusi pendiri perusahaan, bukan institusi pemegang saham publik yang diukur dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusi intern. Pengukuran ini mengacu dari penelitian Sudarma (2003), Friend dan Hasbrouk (1988).

b. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan saham manajerial merupakan kepemilikan saham terbesar oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki manajemen. Pengukuran ini mengacu dari Sudarma (2003).

2. Faktor Ekstern

Merupakan pengelompokan dari variabel-variabel yang tidak dapat dikendalikan perusahaan. Variabel yang termasuk dalam faktor ekstern adalah tingkat suku bunga, keadaan pasar modal, dan pertumbuhan pasar.

a. Tingkat suku bunga

Pengertian operasional variabel tingkat suku bunga adalah tingkat bunga kredit investasi dan tingkat bunga kredit modal kerja bank umum pemerintah rata-rata per tahun yang dibebankan kepada perusahaan atas penggunaan dana modal kerja dalam bentuk hutang jangka pendek dan dana investasi dalam bentuk hutang jangka panjang pada akhir tahun.

b. Keadaan pasar modal

Keadaaan pasar modal merupakan besarnya nilai transaksi perdagangan di BEJ pada akhir tahun sebagai cermin perkembangan BEJ. Variabel keadaaan pasar modal diukur dengan len (ln) dari nilai perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta pada akhir tahun.

c. Pertumbuhan Pasar

Adalah persepsi tentang peluang bisnis yang tersedia di pasar yang harus direbut oleh perusahaan.Pertumbuhan pasar ini diukur dari nilai rasio selisih volume penjualan industri pada tahun t dengan volume penjualan industri pada tahun t-1 dibagi dengan volume penjualan industri pada tahun t-1. Pengukuran ini sesuai dengan penelitian Sulastri (2003).

3. Faktor intern

Faktor intern merupakan sekumpulan variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Variabel-variabel yang termasuk dalam variabel faktor intern adalah profitabilitas, pembayaran dividen, ukuran perusahaan dan pangsa pasar relatif.

a. Profitabilitas

Adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba selama satu tahun yang dinyatakan dalam rasio laba operasi dengan penjualan dari data laporon laba rugi akhir tahun.

b. Pembayaran dividen

Pembayaran dividen merupakan besarnya laba yang dibagikan kepada pemegang saham pada akhir tahun yang juga akan mencerminkan besarnya laba yang akan ditanamkan pada laba ditahan akhir tahun. Variabel ini dinyatakan dalam rasio dividen per lembar saham dengan laba per lembar sahamakhir tahun.

c. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun, yang diukur dengan len (Ln) dari total aktiva.

d. Pangsa pasar relatif

Adalah persepsi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan dengan pesaing utamanya di pasar.Pengukuran variabel ini menggunakan volume penjualan perusahaan dibagi dengan volume penjualan pesaing utama.

Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari:

1. Laporan keuangan 31 Desember 2000, 31 Desember 2001, 31 Desember 2002, 31 Desember 2003, 31 Desember 2004.

2. Harga saham akhir bulan pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 dan harga saham akhir tahun 2000 sampai dengan tahun 2004.

3. Rata-rata tingkat suku bunga kredit modal kerja akhir bulan dan rata-rata tingkat suku bunga kredit investasi akhir bulan dari Bank Umum Pemerintah untuk tahun 2000 sampai dengan 2004.

PEMBAHASAN

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage. Semakin meningkat kepemilikan institusional diharapkan semakin kuat kontrol terhadap manajemen. Bila biaya monitoring tersebut tinggi maka perusahaan akan menggunakan pihak ketiga yaitu kreditor untuk membantu melakukan pengawasan. Variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap leverage. Temuan penelitian ini juga tidak mendukung agency theory, Jensen dan Meckling (1976) yang menjelaskan tentang adanya pemisahan yang jelas antara fungsi kepemilikan dengan fungsi pengelolaan. Manajemen tidak mempunyai kendali dalam menentukan hutang karena banyak dikendalikan oleh pemilik mayoritas. Variabel suku bunga berpengaruh negatif terhadap leverage. Semakin tinggi suku bunga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman sehingga leverage akan menurun.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Ratnawati (2001) yang menemukan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap leverage. Keadaan pasar modal tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage. Semakin bergairah pasar modal ternyata tidak mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman ke bank. Fenomena in adalah menarik untuk dikaji. Banyak perusahaan besar di Indonesia yang masih menggantungkan dirinya pada pembiayaan dari sektor perbankan. Pertumbuhan pasar berpengaruh positif terhadap leverage. Temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian Sulastri (2003) yang menemukan bahwa pertumbuhan pasar berpengaruh terhadap leverage. Semakin tinggi pertumbuhan pasar maka peluang bisnis perusahaan semakin besar. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap leverage. Temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian Sudarma (2003) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap leverage. Profitabilitas yang semakin meningkat akan meningkatkan laba yang ditahan. Tersedianya dana intern yang semakin meningkat akan menurunkan minat perusahaan untuk melakukan pembiayaan melalui hutang sehingga leverage menurun. Variabel pembayaran dividen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap leverage.

Hasil penelitian ini mendukung pecking order theory, dimana dalam melakukan pembiayaan, perusahaan mendasarkan pada urutan dari laba yang ditahan, kemudian hutang dan yang terakhir adalah emisi saham baru. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap leverage. Perusahaan besar mempunyai assets dalam jumlah besar yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh pembiayaan dari hutang sehingga leverage akan meningkat. Pangsa pasar relatif tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage. Temuan penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Sulastri (2003) yang menemukan bahwa variabel pangsa pasar relatif berpengaruh positif terhadap leverage. Variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian Sudarma (2003) yang menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.Variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Manajemen perusahaaan tidak mempunyai kendali terhadap perusahaan.

Manajemen lebih banyak dikendalikan pemilik mayoritas sehingga manajemen hanya sebagai kepanjangan tangan pemilik mayoritas.Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian Sudarma (2003) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel tingkat suku bunga mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.Jika suku bunga meningkat maka investor lebih tertarik menanamkan dananya pada sector perbankan dan mengurangi minat investor untuk menanamkan danaya ke pasar modal. Jika permintaan saham menurun maka harga saham akan menurun sehingga nilai perusahaaan akan menurun. Keadaan pasar modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa para pemodal di Indonesia yaitu pemodal asing dan pemodal domestik secara umum akan mempertimbangkan faktor perkembangan pasar modal dalam membeli saham. Variabel pertumbuhan pasar mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya pertumbuhan pasar akan mempengaruhi earning perusahaan. Earning perusahaan yang semakin meningkat menunjukkan prospek perusahaan yang bagus di masa yang datang. Prospek bagus tersebut akan direspon positif oleh investor. Respon positif dari investor tersebut akan meningkatkan harga saham untuk selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Variabel profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini mendukung signaling theory, Battacharya (1979) yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai earning yang semakin meningkat merupakan signal bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek bagus di masa yang akan datang.Variabel pembayaran dividen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Temuan ini mendukung hasil penelitian Sujoko (1999) yang menemukan bahwa pembayaran dividen berpengaruh positif terhadap return saham. Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini konsisten dengan temuan penelitian Sudarma (2003) dan Ratnawati (2001). Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa investor mempertimbangkan ukuran perusahaan dalam

membeli saham. Ukuran perusahaan dijadikan patokan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja bagus. Pangsa pasar relatif mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam melakukan pembelian saham banyak investor yang mempertimbangkan pangsa pasar relatif. Leverage mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori struktur modal model trade off yang menyatakan bahwa jumlah hutang yang semakin meningkat akan menurunkan nilai perusahaan.

IMPLIKASI DAN KETERBATASAN

Penelitian ini belum memberikan informasi seberapa jauh kepemilikan perusahaan publik di Indonesia bisa dikurangi agar konflik keagenan bisa semakin kreatif. Kepemilikan perusahaan publik yang diamati dalam penelitian ini juga belum mengamati kepemilikan oleh pemilik asing. Penelitian mendatang perlu memasukkan kepemilikan oleh investor asing agar kita bisa mengamati bagaimana pelaksanaan good corporate governance dalam perusahaan publik. Analisis good corporate governance dalam penelitian ini juga hanya didasarkan pada data data sekunder.

Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra

http://www.petra.ac.id/puslit/journals/dir.php?DepartmentID=MAN

JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL. 9, NO. 1, MARET 2007 : 41-48